Tahun baru
2013 bagiku mungkin tahun baru paling galau dan membosankan. Gimana tidak
membosankan.. jadwal pergi sama si doi buat perayaan malam tahun baru dan
menikmati kembang api gagal karna hujan yang dari sore sampai tahun 2013 datang
tak kunjung reda. Padahal persiapan mulai dari tempat buat dinner, lokasi
menonton kembang api, kendaraan semuanya sudah siap. Tapi apa boleh buat Tuhan
berkehendak lain. Mungkin karena doa para jomblo juga ikut mendominasi dalam
perayaan tahun baru ini, oleh karena itu hujannya awet.
Setelah sekian
lama menunggu dan di-PHP in sama hujan akhirnya Pukul 23:00 kurang aku nekat
berangkat ketempat si doi, tapi apa yang terjadi.. si doi malah tertidur karna
sekian lama menunggu. Dia sudah siap dari jam 17:30 dengan kesabaran menunggu
akhirnya dia bĂȘte juga tertidurlah dia. Tapi Tuhan berkehendak lain, dia
terbangun karna aku bangunin muehehe.. :3
Kita sedikit
ngobrol tentang ke-Betean di malam tahun baru tersebut, sedikit canda tawa
menemani kita di depan teras rumahnya. Setelah agak lama kita ngobrol sedikit demi
sedikit suara kembang api mulai bermunculan. “Dorr..ciuutt.. dorr..
preketeekk..” suara kembang api kurang
lebih seperti itu mulai ramai terdengar. Naiklah dia ke atas loteng rumahnya
dan diajaklah aku keatas sana, tak seperti yang aku bayangkan, kukira luas dan
terlihat jelas kembang apinya ternyata cuman kelihatan atap-atap rumah warga
sekitar.
Akhirnya kita
memutuskan untuk keluar dengan situasi gerimis sendu guna menikmati suasana
malam tahun baru. Tujuan semula kami adalah ke salah satu mall di daerah situ,
tapi kelihatannya kurang menarik dan kita langsung menuju kearah tugu jogja.
Buseet.. suasana crowd disana sungguh luar biasa, pasangan muda-mudi dan
muda-muda (baca:Homoan) sungguh menenggelamkan selera. Semula keadaan di jalan
menuju tugu lancar dan mengasyikkan karna orang-orang berkumpul dipinggir jalan
sembari meniup terompet serta menyalakan kembang api.
Setelah
mendekati tugu keadaan lalu lintas disana sungguh kacau balau, MACET TOTAL
PEMIRSAAH.. sekitar satu jam an kurang kami terjebak macet dan agak menikmati
sedikit hidangan kembang api yang pas-pasan menakjubkan. Dengan tekad dan usaha
yang kuat kita akhirnya bisa lolos dari kemacetan tersebut. Setelah itu kita
memutuskan untuk mencari anget-anget, martabak menjadi pilihan anget-anget kita
pada waktu itu, kita memutuskan untuk membungkusnya dan menyantapnya dirumah si
doi. Sampailah kita dirumah dengan keadaan lembab-lembab basah dan langsung
menyantap si martabak. Yummy..
Kalo istilah
pelanggan-pelanggan panti pijat ++ atau Spa mereka bilang “pengen yang Happy
ending”. Ya, walaopun awalnya penuh dengan kegalauan dan kebetean akhirnya kita
bisa menikmati Happy ending secara minimalis dengan menikmati martabak anget
ditahun baru. Hastag “Bahagia itu sederhana”